Senin, April 12, 2010

Penghambat Sukses

Sobat kita yang berkecimpung di bisnis yang sama dengan kita, mendapatkan kontrak dari calon pelanggan yang sebenarnya sedang kita incar untuk kita dapatkan.

 

Bagaimana kita bereaksi?

 

Karena dia sobat dekat kita, maka kita pun menelepon atau bahkan menemui dia secara langsung untuk menyatakan kekaguman dan turut berbahagia atas keberhasilannya dengan tulus. Untuk kemudian belajar dari keberhasilannya dan mengintropeksi diri.

 

Atau kita tetap melakukan langkah pertama, namun dalam hati bertanya-tanya ( .. atau meratap? ) 'Mengapa dia? Kenapa bukan saya?'.

 

Tak ada yang terlalu salah dengan reaksi ini. Ini merupakan reaksi standard kebanyakan orang. Tapi perlu kita ketahui; kebanyakan orang hidupnya ya standard-standard saja.

 

Ketiga, entah kita menelepon atau tidak. Tetapi yang jelas kita bukan hanya sekedar meratapi kegagalan kita (= keberhasilannya). Kita juga mengharap bahkan mendoakan sobat kita gagal memenuhi kontrak dan sesuatu yang buruk terjadi padanya serta perusahaannya.

 

Kalau reaksi kita cocok dengan yang ketiga, ada kabar buruk untuk kita semua: Apapun bisnis yang kita tekuni dan sedalam apapun pengetahuan kita mengenai bidang tersebut; KITA TAK AKAN PERNAH MENCAPAI PUNCAK SUKSES!

Mengapa? Silakan simak penjelasan berikut:

 

1. Kemarahan kita yang tak berdasar pada sobat kita menghalangi untuk menilai secara obyektif keberhasilannya. Pikiran kita tertutup, yang secara otomatis menutup kesempatan kita untuk mempelajari apa yang menyebabkan dia berhasil. Hal apa yang dia lakukan yang membedakan dia dari kita.

 

2. Dengki mematikan kreatifitas. Energi pikir dan gerak kita tersita pada kemarahan atas keberhasilan sobat kita dan bagaimana cara menjatuhkan kredibilitasnya di mata pelanggan. Sehingga tak ada ruang untuk memikirkan inovasi dan kreasi apa yang harus kita lakukan agar kita bisa lebih baik.

 

3. Dengki menjatuhkan kredibilitas. Alih-alih mendapat pelanggan baru, pelanggan yang ada malah terbang ke pangkuan pesaing kita. Karena saat kita menjelek-jelekkan orang lain, maka lawan bicara kita berpikir; “Jangan-jangan orang di tempat lain saat saya tidak ada menyebarkan hal-hal buruk tentang saya. Sobatnya sendiri aja dijelek-jelekan sedemikian rupa”. Orang-orang di sekeliling kita akan bergerak menjauh dikarenakan energi negatif yang kita sebarkan.

 

Pesan utama artikel ini adalah jangan buang energi kita untuk melakukan hal yang salah, dengan cara yang salah, dan untuk tujuan yang salah. Daripada kita habiskan waktu kita untuk menjatuhkan orang lain, lebih baik kita memfokuskan energi tersebut untuk mengangkat diri kita sendiri dan orang lain.

 

Lho koq orang lain ikut kita angkat? Ya, iyalah. Karena salah satu pilar sukses yang hakiki adalah saat kita bisa membuat orang lain sukses seperti kita.


0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 

My Home Office

Arsip Blog